Beberapa hari lalu saya membeli sebuah buku 'It's not about me' karya Max Lucado. Yang saya beli buku edisi kaum muda, mungkin buku ini ada edisi lainnya. Saya belum selesai membaca semua isi buku ini, tapi ada satu hal yang ingin saya bagikan buat kalian semua, bukan tentang buku ini tapi tentang sebuah pemahaman yang saya dapat setelah membaca beberapa bab buku ini. Saya akan menuangkan pemahaman saya ini dalam satu cerita agar gampang dipahami
Mark adalah seorang remaja 15 tahun, yang ayahnya seorang nahkoda profesional dalam sebuah kapal pesiar mewah.Satu malam ditengah pelayarannya cuaca tiba tiba memburuk, angin kencang, hujan lebat, & omabk yang membuat kapal terombang ambing. Semua penumpang panik, tak terkecuali Mark, dia mulai panik melihat orang orang yang berlarian, menangis. Dia pun menangis, dia takut dengan apa yang akan terjadi selanjutnya. Mereka bisa saja tenggelam, mereka bisa saja terdampar dipulau asing. Semua kemungkinan buruk bisa saja terjadi.
Tapi ingat Mark tidak punya alasan untuk takut. Kenapa? karena ayah Mark seorang nahkoda profesional yang juga berada dalam kapal itu, Dia pasti tau apa yang harus dilakukan.Tapi Mark yang masih 15 tahun belum bisa menyadari hal itu. Dengan sebuah tatapan & senyuman tulus, ayahnya menggenggam tangan Mark dan berkata "tidak apa - apa semuanya akan baik - baik saja" Bagai sebuah sihir bagi Mark, kata - kata ayahnya bisa menenangkan dan membuat perasaannya lebih baik, meski orang lain disekitarnya tetap panik.Mark meletakkan harapannya pada ayahnya.
Hubungan Mark dan ayahnya sama seperti hubungan kita dengan Tuhan. Terkadang kita merasa berada dalam satu keadaan yang sangat buruk, tanpa harapan. Tapi, tanpa kita sadari Tuhan satu satunya harapan kita, DIA nahkoda kehidupan kita, DIA pasti tau apa yang harus dilakukan.
Kita hanya butuh memandang dan meletakkan harapan kita pada-NYA.
Hal yang sedehana memang, Tapi apa kita bisa melakukannya? Banyak orang yang saya kenal belum bisa melakukan hal itu (bahkan diri saya sendiri)
Jadi bagaimana dengan kalian? Kearah mana kalian akan memandang? Dimana akan kalian letakkan harapan kalian?
Itu semua pilihan kalian...
Mark adalah seorang remaja 15 tahun, yang ayahnya seorang nahkoda profesional dalam sebuah kapal pesiar mewah.Satu malam ditengah pelayarannya cuaca tiba tiba memburuk, angin kencang, hujan lebat, & omabk yang membuat kapal terombang ambing. Semua penumpang panik, tak terkecuali Mark, dia mulai panik melihat orang orang yang berlarian, menangis. Dia pun menangis, dia takut dengan apa yang akan terjadi selanjutnya. Mereka bisa saja tenggelam, mereka bisa saja terdampar dipulau asing. Semua kemungkinan buruk bisa saja terjadi.
Tapi ingat Mark tidak punya alasan untuk takut. Kenapa? karena ayah Mark seorang nahkoda profesional yang juga berada dalam kapal itu, Dia pasti tau apa yang harus dilakukan.Tapi Mark yang masih 15 tahun belum bisa menyadari hal itu. Dengan sebuah tatapan & senyuman tulus, ayahnya menggenggam tangan Mark dan berkata "tidak apa - apa semuanya akan baik - baik saja" Bagai sebuah sihir bagi Mark, kata - kata ayahnya bisa menenangkan dan membuat perasaannya lebih baik, meski orang lain disekitarnya tetap panik.Mark meletakkan harapannya pada ayahnya.
Hubungan Mark dan ayahnya sama seperti hubungan kita dengan Tuhan. Terkadang kita merasa berada dalam satu keadaan yang sangat buruk, tanpa harapan. Tapi, tanpa kita sadari Tuhan satu satunya harapan kita, DIA nahkoda kehidupan kita, DIA pasti tau apa yang harus dilakukan.
Kita hanya butuh memandang dan meletakkan harapan kita pada-NYA.
Hal yang sedehana memang, Tapi apa kita bisa melakukannya? Banyak orang yang saya kenal belum bisa melakukan hal itu (bahkan diri saya sendiri)
Jadi bagaimana dengan kalian? Kearah mana kalian akan memandang? Dimana akan kalian letakkan harapan kalian?
Itu semua pilihan kalian...

Amen...
ReplyDelete:D
Delete